banner

Rabu, November 26, 2025

author photo

 KH Imadudin Al-Bantani: MENANGGAPI KATA PENGANTAR ABDULLAH MUKHTAR SUKABUMI


Di antara yang di katakan oleh Abdullah Mukhtar (AMS) adalah:


―Dan sungguh sangat ironis sekali ada seseorang yang ia telah dimabukkan oleh pujian dan ketenaran yang memiliki otak yang sinting berkata bahwa di Indonesia tidak ada sedikit pun jasa Ahlul Bait bahkan dia berkata bahwa Ahlul Bait (Ba 'Alawi) adalah antek-antek penjajah Belanda. Orang tersebut semakin berani memperlihatkan kebencian yang di luar batas. Terlebih lagi dia menghilangkan jasa-jasa Ahlul Bait yang menyebarluaskan agama datuknya Rasulullah Saw., baik itu dengan mengarang kitab atau mengajarkan aurad dan dzikir juga hizib yang tentu saja sangat perlu untuk diamalkan oleh umat Rasul demi terciptanya kebahagiaan dunia dan akhirat.‖[1]



KH Imadudin Al-Bantani MENANGGAPI KATA PENGANTAR ABDULLAH MUKHTAR SUKABUMI



Jawaban Kiyai Imad: Kita perhatikan kalimat-kalimat AMS begitu tendensius. Penulis bingung untuk menaggapinya secara ilmiyah, karena istilah-istilahnya rancu dan nampak belum memahami persoalan. Terminology Ahlul Bait yang disebutkan asosiasinya tidak tepat. Ia nampak belum dapat membedakan mana Ahlul Bait dan mana Dzuriyyah. Ia juga belum memahami definisi ‗Alwi dari Ba‘alwi, sehingga menyatakan bahwa

Alwi itu bernisbah kepada Sayyidina Ali, padahal keluarga Ba‘alwi sendiri mengakui bahwa kata Ba‘alwi adalah nisbah kepada Alwi bin ubaid.

Ia juga menganggap orang yang membongkar nasab palsu sebagai ―memiliki otak yang sinting‖, bahasa-bahasa yang tidak pantas keluar dari seorang ulama. Alih-alih menyampaikan dalil malah memvonis orang yang berbeda dengannya sebagai orang yang berotak sinting.

Dari sana kita mengetahui bahwa harus ada pembaharuan pola fikir generasi Islam masa depan, yaitu pola fikir ilmiyah. pendekatan tasawuf Al-Ghazali dan Al-Bagdadi yang selama ini kita kembangkan telah terbukti mampu membuat akhlak yang mulia bagi para santri kita, tetapi frekwensi ilmiyah yang tergeser kepada lebih sufi daripada fakih ternyata harus pula diperhatikan.


[1] Hanif Alatas dkk…h. xxvi

your advertise here

This post have 0 comments

Terima kasih kunjungannya, silahkan beri komentar ...
EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Themeindie.com