Penangkapan Guru besar IPB dan Desakan Buat Rektor Sapu Bersih Cecunguk Radikal dari Kampus

Guru besar IPB Abdul Basith (kiri) ditangkap polisi sebab terendus ingin membikin kerusuhan waktu aksi Mujahid 212 di Jakarta, Sabtu (28/09/2019).

Oleh Eko Kuntadhi

Warta Sunda - Ramai berita penangkapan seorang Guru besar IPB Abdul Basith yang ditenggarai membikin bom molotov untuk mebakar ruko-ruko di kisaran Jakarta Barat. Tujuannya supaya terjadi p-enjarahan masal dan kerusuhan.

Basith ialah guru besar mata kuliah manajemen di kampus yang dikenal banyak menyimpan bibit-bibit radikal ini. Kabarnya, istri Basith ialah pejabat eleson I di Kemdikti. Kita gak tahu nasib pendidikan negeri ini kalau isinya orang-orang seperti ini.

IPB sungguh ditenggarai bagian kampus tempat gerombolan semacam Basith ini bercokol. Sebab itu, desakan pada rektor IPB untuk membersihkan kampusnya dari anasir radikal wajib menguat.

Jangan sampai Institut Pertanian Bogor selaku aset bangsa berubah jadi Institut Perakit Bom. Ini amat mengkhawatirkan.

Menurut info, Basith ditangkap di rumah Sony Santoso, di Cipondoh Tanggerang. Mereka dan beberapa orang lainnya merencakan kekacauan di Jakarta. Harapannya supaya kekacauan itu merembet ke daerah lainnya. Polanya meniru kerusuhan 1998 lalu.

Sony sendiri ialah seorang pensiunan angkatan bersenjata yang juga tercatat selaku Calon Legislator Partai Berkarya besutan Cendana.

Mulanya Sony merektur Okto Siswantoro atau Toto untuk ditugaskan jadi eksekutor yang akan melemparkan bom-bom molotov ke ruko-ruko di seputaran Jakarta Barat. Sony juga sempat memberikan Toto granat tangan untuk aksinya tersebut.

Toto lalu merekrut eksekutor lain seperti Ali Nurdin dan Yudhi Fevrian. Keduanya dikenal selaku relawan Prabowo-Sandi dalam Pemilihan presiden kemarin. Ada lagi Sugiono, seorang Pebisnis yang mempersiapkan bom molotov dan membantu merancang aksi.

Kita bayangkan kalau aksi mereka sukses terlaksana. Jakarta akan terbakar. Harta benda akan terjarah. Jerit tangis bercampur asap hitam menghiasi kota ini.

Jika kita telusuri back-ground pelakunya, mudah ditarik semacam garis singgung. Ini ialah kerja bersama-sama antara orang yang sakit hati kalah Pemilihan presiden, Celeg dari Partai Famili Cendana dan gerombolan pengasong agama. Ketiganya bersatu merencanakan untuk menghangusnya Jakarta.

Tidak ada kata lain bagi mereka, selain, biadab!

Negeri ini sungguh wajib dibersihkan dari tangan mereka.

Untung aparat cepat bekerja. Kadal-kadal itu sekarang digelandang ke kantor polisi.

Alhamdulillah. Indonesia masih dilindungi Allah dari perusak yang menunggangi agama.

"Mas, ada juga yang bilang IPB itu artinya Institut Pelatihan Bekam," ucap Abu Kumkum. [Warta Sunda/pin]


Eko Kuntadhi, pegiat media sosial. Esai ini disadur dan diedit dari akun Facebook Eko Kuntadhi.

Posting Komentar untuk "Penangkapan Guru besar IPB dan Desakan Buat Rektor Sapu Bersih Cecunguk Radikal dari Kampus"