Hukum Yasinan dan Tahlilan Menurut Islam

Membaca surat Yasin dan tahlil merupakan salah satu bentuk dzikir yang lengkap. Amalan ini biasanya dilakukan secara rutin oleh umat Muslim di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat NU. Doa tahlil adalah doa yang biasa dibaca saat mengadakan acara tahlilan, baik untuk mendoakan orang yang telah meninggal maupun sebagai ungkapan rasa syukur dalam kegiatan tasyakuran. Umumnya, bacaan tahlil dimulai dengan membaca surat Yasin, kemudian dilanjutkan dengan bacaan tahlil, dan diakhiri dengan doa tahlil.

Berikut ini Adalah hukum membaca bacaan yasin dan tahlil.

Hukum Yasinan

 Hukum selamatan hari ke-3, 7, 40, 100, setahun, dan 1000 hari, orang meninggal diizinkan dalam syari’at Islam. Penjelasan diambil dari kitab “Al-Hawi lil Fatawi” karya Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi jilid 2 halaman 178


قال الامام أحمد بن حنبل رضي الله عنه فى كتاب الزهد له : حدثنا هاشم بن القاسم قال: حدثنا الأشجعى عن سفيان قال



قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام , قال الحافظ ألو نعيم فى الجنة: حدثنا أبو بكر بن مالك حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل حدثنا أبى حدثنا هاشم بن القاسم حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام

Artinya:
Sudah berkata Imam Ahmad bin Hanbal RA di dalam kitabnya yang menerangkan mengenai hal kitab zuhud: Sudah menceritakan kepadaku Hasyim bin Qasim seraya berkata: Sudah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan seraya berkata: Sudah berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi’in, wafat kira-kira tahun 110 H / 729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan memperoleh ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup menggelar jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang telah meninggal selama hari-hari tersebut.
"Sudah berkata al-Hafiz Abu Nu’aim di dalam kitab Al-Jannah: Sudah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Malik, sudah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, sudah menceritakan kepadaku Ubay, sudah menceritakan kepadaku Hasyim bin al-Qasim, sudah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan seraya berkata: Sudah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan memperoleh ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup menggelar jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang telah meninggal selama hari-hari tersebut.”

Kecuali itu, di dalam kitab yang sama jilid 2 halaman 194 diterangkan selaku berikut:



ان سنة الاطعام سبعة أيام بلغنى أنهامستمر الى الأن بمكة و المدينة فالظاهر أنها لم تترك من عهد الصحابة الى الأن و انهم أخذوها خلفا عن سلف الى الصدر الأول

Artinya:
Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari Adalah perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu masa Imam Suyuthi abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang terang kebiasaan tersebut tidak pernah ditinggal semenjak masa sahabat sampai sekarang, dan tradisi tersebut diambil dari ulama salaf semenjak generasi ke-1, yaitu sahabat.”

Hukum Tahlil

 Tahlilan berasal dari kata hallala, yuhallilu, yang artinya membacakan kalimat La Ilaha Illalloh.
Seperti yang tertera dalam Lisanul ’Arab, bagi Ibnu Mandzur Al-Ifriqy juz XIII selaku berikut


ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻴﺚ ﺍﻟﺘﻬﻠﻴﻞ ﻗﻮﻝ ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ

Artinya:
Sudah berkata Allaits : arti tahlil ialah mengucapkan La Ilaha Illalloh ”

Dan yang Penting kita ketahui ialah seluruh rangkaian kalimat yang ada dalam tahlil diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang pahalanya dihadiahkan untuk si mayyit. Tahil ini dijalankan berdasar pada dalil-dalil.

Dalil Ke-1
(Al-Tahqiqat, juz III. Sunan an-Nasa’i, juz II)



ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﺖﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻭﺫﻛﺮﺍﺳﺘﻮﺟﺐﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ



Artinya:
"Sesiapa saja menolong mayyit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan dzikir, maka Allah memastikan surga untuknya.”(HR. Ad-Darimy dan Nasa’I dari Ibnu Abbas)

Hukum Ikut hadir Yasinan dan Tahlilan

Dalil Ke-2
(Tanqih Al-Qoul)


ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺗﺼﺪﻗﻮﺍﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻣﻮﺍﺗﻜﻢ ﻭﻟﻮﺑﺸﺮﺑﺔ ماﺀﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻘﺪﺭﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﺒﺄﻳﺔ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻓﺎﺩﻋﻮ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﻔﺮﺓ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺍﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﺪﻛﻢ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ

Artinya:
"Bersedekahlah Anda semua untuk diri Anda semua dan orang-orang yang sudah mati dari Famili Anda semua walau cuma air seteguk. Kalau Anda semua tidak sanggup dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Kalau Anda semua tidak mengerti Al-Qur’an, berdo’alah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh Allah SWT sudah berjanji akan mengabulkan do’a Anda semua.

Dalil Ketiga
(Kasya-Syubhat li As-Syaikh Mahmud Hasan Rabi)


ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻰ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻬﺬﺑﻰ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻳﻌﻨﻰﻟﺰﺍﺋﺮ ﺍﻷﻣﻮﺍﺕ ﺃﻥ ﻳﻘﺮﺃﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻣﺎﺗﻴﺴﺮﻭﻳﺪﻋﻮﻟﻬﻢ ﻋﻘﺒﻬﺎﻧﺺ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻰﻭﺍﺗﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ

Artinya::
Dalam Syarah al-Muhamdzdzab Imam an-Nawawi berkata: Ialah dilike seorang berziarah untuk orang mati lalu membaca ayat-ayat Al-Qur’an sekedarnya dan berdo’a untuknya."

Penjelasan ini diambil dari teks Imam Syafi’i dan disepakati oleh para ulama yang lainnya.

Dalil Ke-4


ﺇﻗﺮﺀﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﻳﺴﻰ

Artinya:
Bacalah atas orang-orangmu yang sudah mati, akan surat yasin” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Alhakim)

Dalil Kelima
(Fathul Mu’in pada Hamisy I’anatut Thalibin, juz III)


ﻭﻗﺪ ﻧﺺ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻰﻭﺍﻷﺻﺤﺎﺏ ﻋﻠﻰ ﻧﺪﺏﻗﺮﺍﺀﺓ ﻣﺎ ﺗﻴﺴﺮﻋﻨﺪﺍﻟﻤﻴﺖ ﻭﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻋﻘﺒﻬﺎﺍﻯ ﻻﻧﻪ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺍﺭﺟﻰﻟﻼﺟﺎﺑﺔ ﻭﻻﻥ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺗﻨﺎﻟﻪﺑﺮﻛﺔ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻛﺎﻟﺤﻲﺍﻟﺤﺎﺿﺮ

Artinya:
Dan sudah mengumumkan oleh Assyafi’I dan Ashab-nya atas sunnah membaca apa yang mudah di sisi mayit, dan berdo’a sesudahnya, artinya sebab bahwasanya waktu itu lebih diinginkan diterimanya, dan sebab bahwa mayyit itu memperoleh barokah qiro’ah seperti orang hidup yang datang.”

Kitab suci Al Qur’an diturunkan oleh Allah selaku petunjuk, rahmat, cahaya, berita gembira dan warning. Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya, merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan, berhukum dengannya, mendakwahkannya, dan lainnya

Inilah hikmah diturunkannya Al Qur’an, supaya ayat-ayatnya diperhatikan, diilmui, dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran memperoleh pelajaran, yaitu supaya diamalkan. Adapun membaca yasin dan tahlil di rumah orang kematian, atau waktu warning kematian, dan tasyakuran maka sedemikian itu Adalah perbuatan yang di syari'atkan. itu seluruh tertuang di atas mengenai hal dalil-dalil yasinan dan tahlil. [dutaislam/ka]

Posting Komentar untuk "Hukum Yasinan dan Tahlilan Menurut Islam"