
Warta Sunda - Riba Adalah masalah yang seringkali jadi bahan perbincangan muslim kota belakangan ini. Sebagian menganggap bahwa produk ekonomi modern tidak terlepas dari riba, sehingga di antara mereka ada yang keluar dari bank, tidak menabung di bank, dan tidak mempergunakan produk bank lainnya.
"Banyak dari mereka rela hidup susah dan beralih profesi asal terbebas dari bunga bank yang dipahami selaku bagian dari riba," ucap Kikan Namara Ketua Perkumpulan Musisi Mengaji (KOMUJI) Chapter Jakarta.
Baca: 2 Hadis Sering Beredar Seputar Riba Bermasalah dari Matan dan Sanad
Padahal dalam Islam, sungguh ditegaskan bahwa riba itu diharamkan. Namun pertanyaannya ialah apakah sama bunga bank dengan riba? Dalam hal ini, ulama sebetulnya masih beda pandangan : ada yang menjelaskan sama dan ada yang menjelaskan tidak sama.
Tetapi sayangnya, lanjut Kikan, pandangan yang populer dan masif disebarkan hanyalah pandangan yang menjelaskan bunga bank itu riba, sementara pandangan yang tak sama dengan itu jarang sekali disebarkan ke khalayak luas.
Menurut Kikan, perbedaaan pandangan ulama dalam berhadapan dengan problem ini Penting diperlihatkan ke publik supaya masarakat paham bahwa dalam Islam itu ada ragam pandangan, khususnya untuk masalah yang tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah.
Karenanya menyaksikan fenomena yang berkembang tersebut, Komuji akan mengangkat tema riba selaku tema Inti kajian. Pada Peluang itu, akan didatangkan 2 narasumber yang akan mengawali dialog dalam kajian tersebut dan lantas akan dilanjutkan dengan dialog interaktif semua peserta acara.
"Jadi, pada PIKNIKUSTIK bulan ini kami akan mengangkat tema 'BICARA RIBA'," kata Kikan dalam Penjelasan tertulisnya.
Narasumber ke-1 ialah Rifqi Muhammad, MA, ketua Jurusan Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau akan mengulas defenisi riba dan praktiknya di masa Rasulullah, apakah bunga bank dapat disamakan dengan riba ? Bagaimana menyikapi perbedaan ulama dalam problem riba, dan terakhir apakah betul menggunakan bunga bank celanya lebih besar dengan ibu kandung sendiri ?
Sementara pembicara ke-2 ialah Mirza A. Karim, S.H. LL.M., lawyer dan praktisi ekonomi syari’ah. Beliau akan menerangkan posisi dan fungsi bank dalam negara kontemporer. Apakah sebuah negara dapat bertahan tanpa adanya bank dan menerangkan apa dampaknya kepada kemaslahatan Berbarengan bila kebanyakan orang tidak mau lagi menabung dan bekerja di bank. Lalu, bagaimana negara muslim lain merespon problem bunga bank.
Seperti biasa, Komuji akan mengajak kawan-kawan untuk menikmati kajian seraya mendengarkan alunan musik dalam kebersamaan. Selama dialog berlangsung akan diramaikan oleh para musisi keren, di antaranya; Sajjaad Ali, Jiung, Beben Jazz & Inna Kamarie, MAN (Pallo), Alga Indria, dan Ronal Surapradja.
Acara Komuji bulan ini akan Dilakukan di Gedung Medco, Jl. Ampera, Kemang, Jakarta Selatan. Tanggal 27 September 2019, jam 19.00 – 23.00 waktu setempat.
Selaku info, untuk meminimalisir pemanfaatan wadah plastik untuk minum, maka selama acara ini semua peserta dianjurkan untuk membawa botol minum sendiri-sendiri dan akan disediakan dispenser untuk refill.
"Semua peserta dianjurkan untuk bring your own bottle, sebab akan disediakan dispenser untuk refill," ucap panitia dalam Penjelasan tertulisnya. [Warta Sunda/gg]
Source link
This post have 0 komentar
Terima kasih kunjungannya, silahkan berkomentar...
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100