-->

Header Menu

Deratu Shop: Toko Sepatu Pria, Sepatu Wanita dan Sepatu Anak

Hubbul Wathan Halal dan Hubbul Wathan Haram

author photo 6.8.19
Ilustrasi: istimewa.

Oleh Ayik Heriansyah

Warta Sunda - Konon ceritanya dulu masarakat di bagian negara Afrika takut makan durian. Dinilai racun mematikan. Tatkala Tentara Garuda bertugas di sana. Mereka menyaksikan banyak durian jatuh. Langsung saja mereka belah. Durian dimakan dengan nikmat. Orang-orang Afrika yang menyaksikannya terbelalak.

Mungkin ada mitos yang salah di masarakat Afrika waktu itu soal durian. Sehingga mereka phobi. Akibatnya durian yang lezat tidak dapat mereka nikmati. Telah barang tentu manfaat dan nutrisi durian bagi kesehatan tubuh jadi tidak mereka dapatkan.

Serupa dengan cerita durian tadi, istilah hubbul wathan memperoleh respon yang tak sama. Istilah ini mencuat tiap-tiap NU menggelar hajatan besar seperti Harlah, Hari Santri dan Istighatsah Kubra sebab pada event-event akbar tersebut senantiasa dikumandangkan lagu Ya Lal Wathan atau Syubbanul Wathan.

Tidak dapat dihindari kritik kaum radikal hubbul wathan menghiasi jagat media sosial. HTI kubu yang paling istiqamah menyerbu ajaran hubbul wathan minal iman. Serbuan ini sebangun dan seruang dengan doktrin Khilafah yang mereka yakini. Doktrin yang berharap kepemimpinan tunggal ummat Islam. 1 ummat 1 Khalifah.

Walaupun pada kenyataannya, konsep ini cuma ada selama 26 tahun yaitu semenjak Khalifah Abu Bakar dibai'at di Saqifah Bani Sa'idah sampai terbunuhnya Khalifah Utsman di Madinah. Pada masa Khalifah Ali, kepemimpinan politik ummat terpecah 2. Ali pemimpin di Hijjaz, Yaman, Basrah dan Kuffah sedangkan Syam dan Mesir di bawah kepemimpinan Muawiyah. Sampai 1439 usia ummat ini, mereka cuma merasakan 26 tahun hidup selaku 1 ummat 1 Khalifah. 1419 tahun ummat Islam dipimpin oleh beberapa pemimpin dalam masa yang sama.

Konsep 1 ummat 1 pemimpin politik bukan problem krusial. Yang penting itu 1 ummat 1 Nabi. Buktinya di saat Nabi Muhammad Saw jadi pemimpin politik di Madinah ternyata kaum muslimin di Habasya dipimpim oleh seorang Raja Muslim yang bernama Najasyi. Nabi Saw tahu realitas politik ini. Beliau Saw tidak mencela kepemimpinan politik Raja Najasyi ini. Tatkala Raja Najasyi wafat, Nabi Saw melaksanakan shalat ghaib.

Karena lain sikap phobi HTI kepada ajaran hubbul wathan minal  iman ialah trauma keruntuhan Khilafah Usmaniyah yang masih membayangi benak mereka. Betul bagian metode Barat mengerat-ngerat wilayah Khilafah Usmaniyah ialah dengan memprovokasi elit-elit lokal Arab untuk melaksanakan gerakan separatisme, Melepaskan diri dari pemerintahan Khilafah Usmaniyah. Diiringi oleh pembentukan opini Arabisme melawan Turkisme. Opini soal nasionalisme dan cinta tanah air digulirkan. Tetapi ingat opini soal nasionalisme dan cinta tanah air yang hembuskan Barat untuk memperlemah ikatan keislaman di antara semua masyarakat negara Khilafah Usmaniyah dalam skenario besar Barat untuk meruntuhkan Khilafah Usmaniyah.

Di Nusantara kala itu belum ada NKRI. Sampai Khilafah Usmaniyah runtuh pada tahun 1924 pun NKRI belum lahir. Akan tetapi Indonesia selaku 1 bangsa yang menyatukan ratusan suku mulai kelihatan bentuknya. Pada abad 18-19 di Nusantara Ada 186 kesultanan dan kerajaan. Saban kesultanan dan kerajaan ialah 1 negara independen. Mempunyai batas-batas negara yang terang. Di antara kesultanan dan kerajaan tersebut terjalin hubungan diplomasi.

Kehadiran penjajah Eropa di tiap wilayah  kesultanan dan kerajaan tadi memperoleh perlawanan. Perlawanan ini yang lalu membentuk kesadaran akan perlunya persatuan dan kesatuan. Formasi kebangsaan Indonesia makin lama makin solid. Akhirnya tercetus dalam Janji Pemuda. Janji Pemuda itu Adalah hasil dari persatuan dan kesatuan ratusan suku, budaya dan bahasa lalu jadi 1. Kalau sedemikian di sisi mananya,  Janji Pemuda, nasionalisme dan cinta tanah air di Nusantara ini dapat disebut perpecahan ummat?!

Para alim ulama di Nusantara mengokohkan persatuan dan kesatuan ummat ini dengan mengajarkan hubbul wathan minal iman.  Terlepas dari kalimat ini hadits atau bukan. Kalaupun bukan kalimat ini haq untuk konteks Nusantara pra NKRI maupun waktu sekarang ini. Inilah hubbul wathan yang halal. Tak sama dengan hubbul wathan minal iman di Arab menjelang keruntuhan Khilafah Usmaniyah, yang dijadikan jargon untuk memecah belah ummat. Telah terang hubbul wathan seperti ini hubbul wathan haram.

Mari HTI kita nikmati duriannya jangan phobi dengan hubbul wathan. Hiduplah dan jadilah Indonesia. Cukuplah Amir Anda semua yang sembunyi Arab. [Warta Sunda/gg]










Source link

This post have 0 komentar

Terima kasih kunjungannya, silahkan beri komentar ...
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100

Next article Next Post
Previous article Previous Post
Deratu Shop - Toko sepatu pria dan wanita
Deratu Shop: Toko Sepatu Pria, Sepatu Wanita dan Sepatu Anak
Deratu Shop: Toko Sepatu Pria, Sepatu Wanita dan Sepatu Anak

Ads

Ads